Musim 2024/25 akan menjadi era baru bagi Liga Champions UEFA dengan diterapkannya format Swiss yang revolusioner. Tidak ada lagi fase grup klasik, melainkan liga tunggal berisi 36 tim yang akan saling bertarung dalam delapan pertandingan fase awal. Sistem ini diharapkan memberikan lebih banyak pertandingan berkualitas dan meningkatkan daya tarik kompetisi. Namun, apakah format baru ini justru bisa menjadi bumerang bagi raksasa seperti Manchester City dan Paris Saint-Germain (PSG)?
Format Baru Liga Champions: Tantangan atau Keuntungan?
Dalam format baru ini, setiap tim akan menghadapi delapan lawan berbeda, terdiri dari empat laga kandang dan empat tandang. Delapan tim teratas secara otomatis lolos ke babak 16 besar, sementara tim peringkat 9 hingga 24 harus melewati babak play-off untuk memperebutkan delapan tiket tersisa.
Bagi klub-klub elite seperti City dan PSG, tantangan terbesar adalah meningkatnya risiko tersandung di pertandingan awal. Dengan lebih banyak tim berkualitas dalam satu liga, potensi hasil mengejutkan semakin besar. Jika tim-tim besar mengalami inkonsistensi atau kesulitan menghadapi lawan tangguh, mereka bisa tergelincir ke zona play-off atau bahkan tersingkir lebih awal.
Manchester City dan PSG dalam Ancaman?
Manchester City, sebagai juara bertahan, tentu diunggulkan untuk tetap melaju jauh. Namun, sejarah telah membuktikan bahwa tekanan mempertahankan gelar bukanlah hal mudah. Dengan format baru, mereka tidak bisa mengandalkan kemenangan rutin di grup yang relatif lebih mudah, seperti yang sering terjadi dalam beberapa musim terakhir. Jika performa Erling Haaland dan kawan-kawan tidak stabil, ancaman turun ke posisi play-off bisa menjadi kenyataan.
Sementara itu, PSG juga menghadapi risiko serupa. Klub asal Prancis ini sering mengalami ketidakstabilan di kompetisi Eropa, meskipun memiliki skuad bertabur bintang. Dalam format baru ini, kesalahan kecil bisa berdampak besar, terutama jika mereka tidak mampu tampil konsisten sepanjang delapan laga awal.
Persaingan Makin Ketat, Siapa yang Diuntungkan?
Salah satu aspek menarik dari format baru adalah kesempatan lebih besar bagi tim-tim kejutan seperti Napoli, RB Leipzig, atau Newcastle United untuk menggoyang dominasi raksasa Eropa. Dalam sistem lama, tim-tim ini sering terjebak dalam grup berat dan kesulitan lolos. Namun, dengan model liga tunggal, mereka berpeluang mendapatkan hasil lebih baik dan mengancam posisi klub-klub elite.
Selain itu, jadwal yang lebih padat juga menjadi tantangan tersendiri bagi tim besar yang harus membagi fokus antara Liga Champions dan kompetisi domestik. Klub dengan kedalaman skuad yang lebih baik akan lebih diuntungkan dalam menjalani laga-laga ketat sepanjang musim.
Kesimpulan: Musim yang Penuh Ketidakpastian
Format baru Liga Champions menjanjikan lebih banyak drama dan kejutan. Meski Manchester City dan PSG tetap menjadi favorit, tidak ada jaminan mereka bisa melenggang mulus ke babak 16 besar. Dengan persaingan yang semakin ketat dan risiko kehilangan poin lebih tinggi, musim 2024/25 bisa menjadi salah satu yang paling tidak terduga dalam sejarah kompetisi.
Akankah format baru ini benar-benar mengguncang dominasi klub-klub raksasa? Ataukah mereka akan menemukan cara untuk tetap berjaya di panggung Eropa? Yang jelas, sepak bola Eropa akan memasuki babak baru yang lebih seru dan penuh intrik!